Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR, Roy Suryo, menilai, rencana pihak intelijen mengawasi jejaring sosial di internet tidak perlu ditanggapi berlebihan.

"Sebenarnya tidak harus repot-repot `menyadap`. Facebook dan Twitter sudah sangat terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja, bahkan identitas akun di dalamnya juga masih perlu diverifikasi keakuratannya," kata Roy kepada pers di Jakarta, Rabu malam.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu mengatakan, BIN karena memang sudah tugas pokok dan fungsinya begitu, maka pemerintah serta masyarakat kalem saja, tidak perlu menanggapinya secara "lebay" (berlebihan).

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, mempersilahkan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengintai atau memata-matai situs jejaring sosial yang ada.

"Karena pada prinsipnya jejaring sosial terbuka bagi siapa saja," katanya, di sela-sela pembukaan Dialog Pertahanan Internasional Jakarta, Rabu.

Tifatul mengatakan, situs jejaring sosial yang diminati masyarakat saat ini memuat data dan informasi yang lengkap mengenai seseorang.

"Selain sebagai alat publikasi diri, sarana jejaring sosial dapat dimanfaatkan setiap orang untuk mendapatkan informasi, termasuk Badan Intelijen Negara sekalipun," ujarnya.

Ia menambahkan, siapa saja bisa mengakses data dan informasi seseorang melalui jejaring sosial. "Itu `kan bersifat terbuka, jadi tidak perlu diintai juga sudah bisa diintai," tutur Tifatul.

BIN berencana mengawasi ketat situs jejaring sosial, seperti "Facebook" dan "Twitter".

Kepala BIN, Sutanto, menyebut, pengawasan terhadap situs jejaring sosial dilakukan BIN untuk mendapatkan informasi mengenai pihak-pihak yang diduga subversif.(*)

(T.S023/A027)