Selasa, 22 Maret 2011

Bumi Pertiwiku

Awan yang begitu gelap untuk hari ini, detik yang tak henti terus berlari menggambarkan kisah manusia, menambah muramnya kehidupan manusia, bumi yang terundung pilu dengan kesedihan kisah di bumi pertiwi, berbagai kisah yang terukir menyesakkan benak setiap yang mengalami,keindahan terundung buram oleh tingkah laku manusia,peringkat status masih begitu jelas secara fakta, yang kaya membunuh si miskin, berdiri tegap dan duduk angkuh memegang cerutu yang mereka isap, tak habis dalam kantong mereka terus bertambah, kepercayaan yang diberikan untuk mengubah garis kehidupan si miskin ternyata bualan menuju singgasana, hasutan mereka untuk bertahta menjerumuskan kepercayaan,rasa kesetiaan seakan tak berarti bila dibandingkan dengan nilai mata uang,setelah bertahta dan menerima aliran rupiah mereka yang mendukung seakan tak ada, terlupakan,kepercayaan mereka terbalas dengan buncit kelaparan yang diterima,kejamkah itu....
Berkeliaran dengan tumpangan mewah hasil curian, miris secara percaya diri senyumnya angkuh, hukum tak kan berlaku untuk negeri pertiwi ini, seperti tadi bahwa kaya yang berkuasa, yang miskin menikmatinya dengan kematian yang menjelang, bagaimana tuhan dengan bumi yang ku pijak ini, bagaimana perubahan itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar