Senin, 28 Maret 2011

ANALISIS FILM FREEDOM WRITERS


FREEDOM WRITERS

A.    Identitas Film 
Judul Film                   : Freedom Writers
Sutradara                     : Richard La Gravenese
Produksi                      : Paramount Pictures, Tahun 2007
Penulis Naskah            : Richard La Gravenese
Pemeran                      : Hillary Swank, Dolores Umbridge, Patrick Demsey, dll.

B.     Sinopsis Film Freddom Writer
Freedom Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New Port Beach, Long Beach, California, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali semangat anak-anak didiknya untuk belajar. Dikisahkan, Erin Gruwel (diperankan oleh Hillary Swank), seorang wanita yang berpendidikan tinggi, datang ke Woodrow Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris di kelas 203, di mana terdapat beragam gank ras yang selalu mengelompok, seperti ras kamboja, kulit hitam, latin, dan kulit putih, dan pada saat itu sedang hangat diperbincangkan tentang isu rasisme.
Pada awal kedatangan Erin, para murid sama sekali tidak tertarik dengan kehadirannya. Kabanyakan dari mereka tidak senang  terhadap orang berkulit putih. Mereka menganggap bahwa Erin tidak mengerti apapun tentang kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada di bawah bayang-bayang perang dan kekerasan. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka selamat dari kekerasan.
Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Erin, baik dari pihak sekolah yang rasis, hingga pihak suami dan ayahnya. Diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, seperti pemisahan kelas, serta perbedaan fasilitas yang terlihat antara ras kulit putih dan ras di luar itu membuat Erin miris. Agar diterima oleh anak-anak didiknya, Erin mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat. Namun, sejak Erin disibukkan dengan pendekatan terhadap anak-anak didiknya dan bekerja paruh waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga pada akhirnya, ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung pekerjaan Erin.
Erin paham dengan kondisi anak-anak didiknya yang selalu berkelompok dengan ras mereka masing-masing. Akhirnya, ia menemukan cara untuk menjangkau kehidupan mereka dengan memberikan mereka buku, dan meminta mereka mengisinya dengan jurnal harian. Bahkan, ketika sekolah mendiskriminasikan fasilitas buku, Erin memberikan buku baru tentang kehidupan gank yang lekat dengan keseharian mereka. Sejak membaca jurnal harian yang bercerita tentang kehidupan mereka yang keras, Erin semakin bersemangat untuk mengubah kehidupan anak-anak didiknya, serta menghapus batas tak terlihat yang secara budaya memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan.
Untuk menambah motivasi belajar Erin mendatangkan Mrs. Miep Gies, seorang wanita penolong Anne Frank, anak Yahudi yang hidup pada zaman Hitler dan holocaust-nya. Ia mendatangkan Mrs. Miep Gies untuk berbagi cerita kepada anak-anak didiknya tentang sebuah bencana yang terjadi karena rasisme, serta usaha-usaha Erin lainnya yang mendapat tantangan dari pihak-pihak sekolah.
Akhirnya, keteguhan Erin dalam mendidik mereka berbuah hasil. Anak-anak tersebut, yang semula benci satu sama lain Karena perbedaan ras, akhirnya menjadi berteman dan menghapus sekat-sekat ras di antara mereka. Bahkan, ketika ada kasus penembakan yang menimpa seorang kawan anak didiknya, ia mengajarkan tentang arti kejujuran. Jurnal harian yang telah mereka tulis, diketik dan dikumpulkan menjadi satu buku. Erin menamai kumpulan buku harian murid-muridnya dengan nama The Freedom Writers Diary.

C.    Inovasi Pendidikan dalam Film Freddom Writers
1.      Karakteristik Inovasi
Menurut Everett M. Rogers, 1993: 14-16 (dalam Udin Syaefudin, 2008: 21-22) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan relatif, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat diamati.
a.       Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Dalam film Freedom Writers ini inovasi yang dilakukan oleh Erin Gruwell memberikan keuntungan relatif yaitu, nilai siswa-siswa kelas 203 Woodrow Wilson High School yang semula mendapatkan nilai F, pada akhirnya meningkat nilai para siswanya menjadi B, dan hal terpenting dari inovasi yang dilakukan oleh Erin Gruwell menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan  memberi kepuasan bagi para siswanya.
b.      Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang dilakukan Erin Gruwell disesuaikan dengan pengalaman yang dialami oleh para siswanya, yaitu tentang kekerasan rasis. Dalam proses pembelajarannya Erin memberiakn inovasi, misalnya memutarkan video tentang kekerasan dan berkunjung ke museum dengan tujuan siswanya faham bagaimana dampak dari kekerasan.
c.       Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akanlambat proses penyebarannya. Inovasi yang dilakukan oleh Erin sangat efektif diberikan pada siswanya, karena inovasinya selalu mengaitkan dengan penyelesaian masalah kekerasan rasis, hal ini mudah diterima oleh paras iswanya karena sesaui dengan kehidupan para siswanya tersebut.
d.      Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidal dicoba lebih dahulu. Saat Erin memberikan buku mengenai kekerasan rasis dan siswanya tertarik, maka pada semester musim panas Erin membekali siswanya beberapa buku untuk dibacanya dengan harapan memberikan dampak positif bagi siswanya.
e.       Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Hasil inovasi yang dilakukan Erin terlihat dari suasana kelas yang tidak berkelompok dengan rasnya saja, namun tidak lagi memandang ras dan saling bekerja sama.
2.      Proses Inovasi
Pada waktu awal mengajar sebagai guru bahasa Inggris di Wilson High School, yang pertama kali Erin lakukan adalah mengobservasi ruang kelas Brian Gilbert seorang guru yang mengajar bahasa Inggris junior. Ia melihat bahwa ruang kelas junior tersebut sangat rapi, kursi-kursinya bagus. Ketika Erin masuk ruang 203 tempat ia mengajar, Erin melihat bahwa bangku-bangku siswanya sudah tua, banyak sekali coretan di mejanya, tirai jendela juga sudah ada yang rusak. Jauh sekali dengan ruang kelas junior. Setelah murid-muridnya masuk kelas, Erin melihat bahwa murid-muridnya berkumpul sesuai dengan ras mereka masing-masing. Orang negro berkumpul dengan orang negro, orang Kamboja berkumpul dengan orang  Kamboja, dan begitu pula ras yang lain berkumpul sesuai dengan warna kulitnya. Saat pertama kali mengajar itu pula Erin melihat perkelahian antara Jamal dan Andre Brion. Erin sangat kaget melihat peristiwa itu karena itu di luar dugaannya, tapi Erin tidak menyerah setelah apa yang ia alami. Erin mengobservasi bagaimana situasi dan kondisi muridnya. Erin berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi di antara murid-muridnya tersebut agar ia bisa memperlakukan mereka dengan tepat sehingga murid-muridnya yang nakal dan acuh dengan pendidikan itu bisa bersemangat bersekolah.
Hari kedua mengajar, Erin meredakan pertengkaran antara Jamal dan Gloria karena Jamal usil mengambil tas Gloria. Erin juga melihat kerusuhan di sekolah tempat ia mengajar. Ia melihat perkelahian antar suku atau ras. Antara Paco yang orang Latin dengan Grant Rice yang orang berkulit hitam, antara Eva Benita yang orang Latin dan Cindy Nigor yang orang Kamboja. Pada saat kerusuhan itu juga Erin melihat bahwa salah satu muridnya ada yang membawa pistol. Erin mengobservasi lagi bagaimana perkelahian antar ras itu terjadi.
Hari-hari berikutnya, Erin menampilkan sesuatu yang berbeda yaitu melakukan berbagai permainan agar sausana pembelajaran lebih menyenangkan, melihat video tentang kekerasan melakukan kunjungan studi ke museum, dan mendatangkan Mrs. Miep Giep sebagai pembicara untuk menjelaskan kekerasan yang terjadi pada kekuasaan Hitler yang dituliskan dalam buku berjudul “The Diary of Anne Frank”.
Erin mampu melakukan proses inovasi denagn baik. Siswa-siswa yang awalnya tidak mau menerima Erin dan tidak mau belajar dan sulit untuk diatur karena selalu berkelompok dengan rasnya pada akhirnya siswanya menerima Erin dan mulai tertarik dengan kegiatan belajar mengajar.
3.      Strategi Inovasi
Udin Syaefudin (2008: 63) menyebutkan ada empat macam strategi inovasi pendidikan, yaitu: strategi fasilitatif, strategi pendidikan, strategi bujukan, dan strategi paksaan. Strategi yang dilakukan Erin Gruwell selama ia mengajar sebagi guru bahasa Inggris di Woodrow Wilson High School diantaranya sebagai berikut.
a.       Strategi Fasilitatif (Facilitative Strategies)
Pelaksanaan strategi fasilitatif dalam pembelajaran yang dilakukan Erin bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang diperlukan siswanya dengan maksud agar pembelajaran berjalan dengan mudah dan lancar.
Hal ini dilakukan dengan cara menyediakan buku-buku yang dijadikan referensi dalam pembelajaran, meskipun ia harus bekerja paruh waktu untu mengumpulkan biaya untuk membeli buku tersebut.
b.      Strategi Pendidikan (Re-Educatif Strategies)
Pelaksanaan strategi pendidikan dengan cara antara lain sebagai berikut.
1)      Memahami karakteristik peserta didik.
2)      Memilih metode pembelajaran yang tepat.
3)      Memberikan motivasi kepada siswa.
4)      Melakukan pendekatan, baik secara individu maupun kelompok kepada para siswanya.
c.       Strategi Bujukan (Persuative Strategies)
Erin selalu memberi bujukan pada siswanya, misalnya ketika kakak Andre Dion masuk penjara, dia menjadi putus asa dan menilai dirinya sendiri dengan nilai F. Erin membujuk Andre agar dia bangkit lagi dan dia ingin melihat Andre akan lulus dengan nilai yang baik.
d.      Strategi Paksaan (Power Strategies)
Erin memaksa anak didiknya untuk membaca buku The Diary of Anne Frankagar mereka tahu apa yang terkandung dalam buku tersebut.

D.    Analisis Film Freedom Writers pada Masing-masing Bagian
Inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan, menurut Udin Syaefudin, (2008: 8). Terkait dengan fim Freedom Writers, di bawah ini akan dikemukakan beberapa inovasi pendidikan yang dilakukan oleh Erin Gruwell sebagai seorang guru bahasa Inggris di Woodrow Wilson High School, Long Beach, California, Amerika Serikat di kelas 203.
1.      Bertukar Tempat Duduk
Melakukan kegiatan pembelajaran dengan musik dan puisi kemudian memindahkan tempat duduk siswa  dengan perbatasan baru  dengan tujuan untuk mengurangi kesenjangan antar kelompok dan lebih mengenal satu sama lain. (disc I ’00.18.57 s.d. ‘00.21.50).
2.      Dialog Bersama
Pada saat Tito mengolok-olok Jamal yang berkulit hitam dengan menggambar karikatur orang negro yang berbibir tebal. Saat itulah Erin ingat bahwa kejadian ini pernah terjadi yaitu pada jaman Hitler, orang-orang membuat gambar karikatur orang Yahudi yang berhidung sangat mancung dan besar. Erin mengajak dialog murid-muridnya tentang holocaust dan geng paling bersejarah di dunia. Erin berusaha menyadarkan mereka. Perhatian para siswa mulai terpusat dan hal tersebut sangat menarik siswanya karena sesuai dengan kehidupan mereka . (disc I ’00.26.17 s.d. ’00.28.58).
3.      Line Game (permainan garis)
Erin mengajak murid-muridnya untuk bermain permainan garis yaitu dibuat garis dengan menggunakan isolasi, lalu Erin akan memberikan sejumlah pertanyaan. Jika pertanyaan itu cocok dengan mereka, mereka harus maju ke garis berhadap-hadapan dengan teman-temannya. Lalu mundur lagi untuk pertanyaan berikutnya. Tujuan dari permainan ini adalah agar para murid saling mengenal, memandang satu sama lain, mengakrabkan mereka. (disc I ‘00.39.30 s.d. ‘00.42.15).
4.      Buku Jurnal Harian atau Catatan Harian
Erin memberi siswanya sebuah buku untuk diisi dengan lagu, puisi, hal baik, maupun hal buruk. Apapun yang ingin mereka ungkapan ditulis dalam buku tersebut. Pada intinya, Erin memerintahkan siswanya agar menulis buku harian. Hal ini merupakan tindakan yang dilakukan Erin untuk lebih mengenal siswa-siswanya dan dapat memberi tindakan lanjut terhadap para siswanya. (disc I ‘00.43.36  s.d. ‘00.45.15)
5.      Memberi Buku Bacaan tentang Geng dan Kekerasan
Setelah membaca semua buku harian para siswanya yang rata-rata menceritakan tentang geng dan kekerasan, timbul ide Erin untuk memberikan mereka buku bacaan tentang anggota geng dan kekerasan. Erin memberikan buku yang berjudul Burango Street, dan para siswa tertarik untuk membaca buku tersebut. (disc I ‘00.53.34 s.d. ‘00.53.59).
6.      Study Tour ke Museum of Tolerance
Setelah mengamati siswa-siswanya Erin berpikir bahwa siswa-siswanya tersebut haus akan ilmu pengetahuan yang ada di dunia luar. Oleh karena itu, Erin meminta ijin untuk mengajak para muridnya tour keliling museum. Erin ingin menyadarkan mereka bahwa apa yang terjadi diantara mereka belum sepadan dengan penderitaan yang dialami oleh orang yang hidup pada jaman kekuasaan Hitler seperti Anne Frank.
Tour keliling museum ini memberikan dampak positif bagi para siswa Erin. Setelah tour keliling museum, Erin mempertemukan para siswanya dengan korban holocaust. Semua yang dilakukan Erin ini tidak akan dilupakan oleh para muridnya. Tujuan Erin melakukan ini adalah agar muridnya bisa bersatu dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Seusai Tour dan berbincang-bincang dengan korban holocaust, perilaku murid Erin sedikit demi sedikit berubah. Mereka menjadi akrab satu sama lain. Seperti Marcus yang berkulit hitam dan Ben yang berkulit putih. (disc II ‘00.00.19 s.d. ‘00.03.56).
7.      Toast for Change
Pada awal memasuki semester baru, siswa diajak untuk menceritakan pengalamnnya, dan melakukan perubahan terhadap diri masing-masing kemudian bersulang atas perubahan yang akan mereka lakukan. Setelah mereka bersulang dilanjutkan dengan mengambil bingkisan yang berisi empat buku yang akan dibaca para siswa untuk satu semester ke depan di musim panas, yang salah satu dari buku itu berjudul “The Diary of Anne Frank”. Pada waktu memberikan buku itu, Erin memberikan sedikit pesan atau nasihat untuk para siswanya bahwa ada harapan yang menanti di masa depan dan jangan menyerah dengan kondisi yang terjadi. (disc II ‘00.06.29 s.d. ‘00.07.10).
8.      Taste for Change dan Concert for Change
Setelah semua siswa membaca buku berjudul “The Diary of Anne Frank”, siswa diperintahkan menulis surat untuk Miep Gies yang merupakan orang yang menolong Anne Frank. Siswa tertarik dan mereka bekerjasama mengumpulkan dana untuk mengundang Miep Giess ke sekolahnya untuk menceritakan kejadian yang terjadi pada jaman kekuasaan Hitler tersebut. (disc II ‘00.17.17 s.d. ‘00.17.55).
9.      Melihat Video Freedom Ride
Siswa Melihat video freedom ride yang berkisah tentang seorang kulit putih yang rela menyelamatkan ras kulit hitam meskipun harus merelakan dirinya disiksa sampai hampir meninggal. Dengan melihat video ini diharapkan siswa saling menghargai satu sama lain. (disc II ‘00.21.10 s.d. ‘00.21.50).
10.  Kumpulan Buku Harian “The Freedom Writers Diary
Buku harian yang telah mereka tulis, diketik dan dikumpulkan menjadi satu buku. Erin menamai kumpulan buku harian siswa-siswanya dengan nama The Freedom Writers Diary. Pada akhirnya mereka menjadi kelas yang kompak dan para siswanya saling mengenal satu sama lain. Semua yang telah dilakukan Erin cukup mengubah perilaku siswa-siswanya. (disc II ‘00.32.28 s.d. ‘00.33.07).

E.     Hal-hal Positif yang Dapat Diambil dari Film Freedom Writers
Film Freedom Writers ini sangat cocok dijadikan sumber rujukan untuk menambah wawasan tentang dunia pendidikan, baik untuk para pendidik maupun peserta didiknya. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari film ini, terutama bagaiman tokoh Erin Gruwell sebagai seorang guru bahasa Inggris yang harus berjuang keras balam memberikan pembelajaran kepada siswanya, dimana mereka yang terbiasa dengan kekerasan dan selalu hidup berkelompok dengan masing-masing rasnya.
Beberapa hal yang dapat diambil dari film Freedom Writers.
1.      Sebagai seorang guru, harus mampu memahami karakteristik peserta didik sebelum berlangsung kegiatan pembelajaran. Dengan mengenali karakteristik peserta didik, guru dapat menentukan metode atau cara yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
2.      Sebagai seorang guru, diperlukan adanya tekat dan semangat yang tinggi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru tidak boleh mudah putus asa ketika satu cara yang telah diterapkan mengalami kegagalan, guru harus pandai dan terampil dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
3.      Berbagai cara dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa-siswanya, diantaranya dengan memberikan motivasi, menciptakan permainan yang dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

5 komentar:

  1. koq,,,,,
    lha....,
    bukannya itu makalahku yow...,?
    ra trima aku...,bayar royalti disik kene...,

    BalasHapus
  2. weh...mengaku makalahnya,bukankah itu makalah kelompok yah...wah.....
    dari pada disimpen tok,mendingan tak publikasikan....

    BalasHapus
  3. iyalah...,tp harusnya dipublikasikan dengan nama kelompok, bukan atas nama individu..,biar semua anggota kecipratan amal jariyahnya ya...,

    BalasHapus
  4. hahahahah kocakk mereka ribut disini

    BalasHapus